Ilustrasi bulan. (REUTERS/Toby Melville)
Setelah menjelajah permukaan bulan sejak Desember 2013 lalu, pesawat robotika Yutu yang dikelola oleh Tiongkok menghasilkan data baru mengenai bulan.
Pesawat antariksa Yutu mengungkapkan bahwa bulan memiliki sembilan lapisan batu yang berbeda di permukaannya. Hal ini mengindikasikan area itu secara geologis telah aktif selama 3,3 miliar tahun.
Yutu mengungkapkan, tak hanya batuan basal namun juga ada batuan awan panas yang terbentuk melalui letusan eksplosif di dataran vulkanik di bulan. Pengecekan yang dilakukan Yutu juga menunjukan bahwa ada lebih banyak aktivitas vulkanik dalam sejarah vulkanisme bulan.
Sayangnya, Yutu mengalami masalah mekanik dan telah mengakhiri misinya.
"Tak ada data lagi yang akan diterima. Laporan kami ini memberikan hasil ilmiah berdasarkn data gambar dan radar," ujar Long Xiao, pemimpin penelitian ini dari China University of Geosciences di Wuhan seperti dikutip dari Space.com.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Science pada 12 Maret lalu.
Pesawat robotika Yutu dilengkapi sejumlah perangkat yang canggih.
Pertama, Active Particle-Induced X-Ray Spectometer dan Lunar Penetrating Radar yang mampu memeriksa sedalam 400 meter di bawah permukaan bulan. Tak hanya itu, adapun kamera stereo 3D, antena komunikasi, lengan robot dengan spektometer, dan enam roda seperti pesawat robotik Curiosity dari NASA.
Pesawat ini dikembangkan oleh Shanghai Aerospace System Engineering Institute (SASEI) dan Beijing Institute of Spacecraft System Engineering (BISSE).
Yutu, misi antariksa tanpa awak Tiongkok yang menjajaki bulan, juga dikenal dengan "jade rabbit" yang berasal dari nama kelinci peliharaan dewi Tiongkok bernama Chang'e yang dipercaya mendiami bulan.
Pesawat robotik ini diluncurkan ke luar angkasa pada 1 Desember 2013 dan berhasil tiba di permukaan bulan dua pekan kemudian, yakni 14 Desember 2013.
Yutu merupakan misi bulan ketiga dari Tiongkok, menyusul Chang'e 1 dan Chang'e 2, masing-masing meluncur pada 24 Oktober 2007 dan 1 Oktober 2010 silam.
Sementara menurut pengendali misi Chang'e 5, modul pesawat antariksa ini kini mengorbit bulan sembari mengumpulkan data yang berguna untuk perencanaan misi Chang'e 5 pada 2017 mendatang.
Adapun misi paling terbaru yakni Chang'e 5, misi tanpa awak yang menggunakan pesawat robotika untuk mendarat di bulan dan mengumpulkan sampel dari bulan seperti bebatuan dan tanah untuk kemudian diteliti di Bumi.
Pesawat antariksa Yutu mengungkapkan bahwa bulan memiliki sembilan lapisan batu yang berbeda di permukaannya. Hal ini mengindikasikan area itu secara geologis telah aktif selama 3,3 miliar tahun.
Yutu mengungkapkan, tak hanya batuan basal namun juga ada batuan awan panas yang terbentuk melalui letusan eksplosif di dataran vulkanik di bulan. Pengecekan yang dilakukan Yutu juga menunjukan bahwa ada lebih banyak aktivitas vulkanik dalam sejarah vulkanisme bulan.
Sayangnya, Yutu mengalami masalah mekanik dan telah mengakhiri misinya.
"Tak ada data lagi yang akan diterima. Laporan kami ini memberikan hasil ilmiah berdasarkn data gambar dan radar," ujar Long Xiao, pemimpin penelitian ini dari China University of Geosciences di Wuhan seperti dikutip dari Space.com.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Science pada 12 Maret lalu.
Pesawat robotika Yutu dilengkapi sejumlah perangkat yang canggih.
Pertama, Active Particle-Induced X-Ray Spectometer dan Lunar Penetrating Radar yang mampu memeriksa sedalam 400 meter di bawah permukaan bulan. Tak hanya itu, adapun kamera stereo 3D, antena komunikasi, lengan robot dengan spektometer, dan enam roda seperti pesawat robotik Curiosity dari NASA.
Pesawat ini dikembangkan oleh Shanghai Aerospace System Engineering Institute (SASEI) dan Beijing Institute of Spacecraft System Engineering (BISSE).
Yutu, misi antariksa tanpa awak Tiongkok yang menjajaki bulan, juga dikenal dengan "jade rabbit" yang berasal dari nama kelinci peliharaan dewi Tiongkok bernama Chang'e yang dipercaya mendiami bulan.
Pesawat robotik ini diluncurkan ke luar angkasa pada 1 Desember 2013 dan berhasil tiba di permukaan bulan dua pekan kemudian, yakni 14 Desember 2013.
Yutu merupakan misi bulan ketiga dari Tiongkok, menyusul Chang'e 1 dan Chang'e 2, masing-masing meluncur pada 24 Oktober 2007 dan 1 Oktober 2010 silam.
Sementara menurut pengendali misi Chang'e 5, modul pesawat antariksa ini kini mengorbit bulan sembari mengumpulkan data yang berguna untuk perencanaan misi Chang'e 5 pada 2017 mendatang.
Adapun misi paling terbaru yakni Chang'e 5, misi tanpa awak yang menggunakan pesawat robotika untuk mendarat di bulan dan mengumpulkan sampel dari bulan seperti bebatuan dan tanah untuk kemudian diteliti di Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar