Sebanyak 98 persen pasien yang berkunjung ke dokter gigi mengeluhkan gigi berlubang. Hanya 2 persen yang mengeluhkan masalah gusi. (Getty Images/ Thinsktock/dima_sidelnikov)
Saat berbicara tentang kesehatan gigi dan mulut, kondisi gusi seringkali jadi anak tiri. Sebanyak 98 persen pasien yang berkunjung ke dokter gigi mengeluhkan gigi berlubang. Hanya 2 persen yang mengeluhkan masalah gusi.
Data tersebut disampaikan oleh Sandra Olivia, dokter gigi sekaligus ahli periodontologi (ahli jaringan gusi dan tulang penyangga gigi). Padahal, Sandra membeberkan, hasil survei Synovate AsiaBus tahun 2011 menyatakan, sekitar 5 dari 10 orang di Indonesia menderita penyakit gusi.
Survei lain dari SKRT pada 2011 menyatakan 60 persen orang Indonesia memiliki masalah gusi. Data tersebut juga didukung oleh Riset Kesehatan Dasar 2013 yang menunjukkan tingginya prevalensi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia mencapai angka 23,9 persen.
"Penyakit gusi dan tulang penyangga adalah silent disease. Disebut demikian karena tidak ada rasa sakit, ketika sudah parah baru terasa," kata Sandra di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/3).
"Tapi sebetulnya kalau kita mau tahu, tanda-tanda awal penyakit ini mudah diketahui sehingga mudah dicegah."
Tanda tersebut adalah ludah bekas sikat gigi yang bercampur dengan darah. Selain itu, penyakit gusi dan tulang penyangga juga dapat dideteksi dini dari adanya karang gigi, gusi berwarna merah, gusi bengkak, dan bau mulut atau halitosis.
"Gejala lebih lanjut yaitu gigi goyang dan resesi gusi. Jadi kalau gigi sudah goyang segera periksakan ke dokter gigi karena merupakan tanda bisa jadi ada masalah gusi," ucapnya.
Menurut Sandra, gusi yang sehat memiliki ciri-ciri berwarna merah muda, stabil, struktur halus dan terlihat puncaknya di antara sela gigi. Selain itu, gusi sehat juga memiliki penampakan stippling seperti kulit jeruk, tidak berdarah, dan tidak terasa nyeri.
Data tersebut disampaikan oleh Sandra Olivia, dokter gigi sekaligus ahli periodontologi (ahli jaringan gusi dan tulang penyangga gigi). Padahal, Sandra membeberkan, hasil survei Synovate AsiaBus tahun 2011 menyatakan, sekitar 5 dari 10 orang di Indonesia menderita penyakit gusi.
Survei lain dari SKRT pada 2011 menyatakan 60 persen orang Indonesia memiliki masalah gusi. Data tersebut juga didukung oleh Riset Kesehatan Dasar 2013 yang menunjukkan tingginya prevalensi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia mencapai angka 23,9 persen.
"Penyakit gusi dan tulang penyangga adalah silent disease. Disebut demikian karena tidak ada rasa sakit, ketika sudah parah baru terasa," kata Sandra di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/3).
"Tapi sebetulnya kalau kita mau tahu, tanda-tanda awal penyakit ini mudah diketahui sehingga mudah dicegah."
Tanda tersebut adalah ludah bekas sikat gigi yang bercampur dengan darah. Selain itu, penyakit gusi dan tulang penyangga juga dapat dideteksi dini dari adanya karang gigi, gusi berwarna merah, gusi bengkak, dan bau mulut atau halitosis.
"Gejala lebih lanjut yaitu gigi goyang dan resesi gusi. Jadi kalau gigi sudah goyang segera periksakan ke dokter gigi karena merupakan tanda bisa jadi ada masalah gusi," ucapnya.
Menurut Sandra, gusi yang sehat memiliki ciri-ciri berwarna merah muda, stabil, struktur halus dan terlihat puncaknya di antara sela gigi. Selain itu, gusi sehat juga memiliki penampakan stippling seperti kulit jeruk, tidak berdarah, dan tidak terasa nyeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar